简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Pasar Perak London Alami “Physical Squeeze” Mendadak, Pasokan Spot Sangat Langka
Ikhtisar:Tinjauan PasarPada Hari Natal, sebagian besar pasar keuangan utama di Eropa dan Amerika Serikat tutup karena libur, namun pasar valuta asing dan aset kripto tetap menunjukkan sejumlah pergerakan yang
Tinjauan Pasar
Pada Hari Natal, sebagian besar pasar keuangan utama di Eropa dan Amerika Serikat tutup karena libur, namun pasar valuta asing dan aset kripto tetap menunjukkan sejumlah pergerakan yang patut dicermati. Yen Jepang melanjutkan penguatannya, mencatat kenaikan selama empat sesi berturut-turut dengan akumulasi kenaikan lebih dari 1%.
Pasar kripto mengalami pemulihan terbatas. Bitcoin sempat naik lebih dari 1% dari level terendah intraday dan kembali menembus area USD 88.000. Meski demikian, fokus utama pasar keuangan saat ini justru beralih ke pasar perak.
Kelangkaan perak fisik telah memicu gelombang “physical squeeze” berskala besar di pasar perak London. Investor secara masif melepas kontrak perak kertas dan beralih ke pembelian perak spot, mendorong indikator kunci selisih swap perak tenor 1 tahun (1-year silver swap spread) anjlok hingga -7,18%.
Premi spot yang sangat dalam ini mencerminkan kondisi kekurangan pasokan perak fisik yang serius dan menjadi faktor utama yang mendorong harga perak terus mencetak level tertinggi baru. Para analis menilai bahwa, di tengah meningkatnya tekanan leverage serta aktivitas arbitrase yang semakin intens, tren kenaikan harga perak yang bersifat distorsi struktural kemungkinan masih akan berlanjut.
Prospek Sorotan Pasar● Bitcoin Kehilangan “Efek Natal”
Harga Bitcoin saat ini bergerak di sekitar USD 87.000 dan terjebak dalam kisaran USD 85.000–90.000, dengan penurunan kumulatif lebih dari 7% sejak awal tahun. Sejak terkoreksi dari rekor tertinggi pada Oktober, Bitcoin telah turun hampir 30%, menandai kuartal terburuk sejak Kuartal II 2022, periode runtuhnya TerraUSD dan Three Arrows Capital.
● Lelang Obligasi Pemerintah Jepang Tenor 2 Tahun Mengecewakan
Didorong oleh ekspektasi inflasi yang terus memanas, pasar menilai Bank of Japan (BoJ) berpotensi dipaksa menempuh jalur kenaikan suku bunga yang lebih agresif. Permintaan pada lelang obligasi pemerintah Jepang tenor 2 tahun terlihat lemah, dengan rasio bid-to-cover turun menjadi 3,26, mendorong imbal hasil ke level tertinggi sejak tahun 1996.
Secara bersamaan, tingkat inflasi breakeven tenor 10 tahun (10-year breakeven inflation rate)—sebagai indikator pemantauan utama—melonjak ke level tertinggi sejak data tersedia pada 2004, meningkatkan kekhawatiran bahwa kebijakan moneter berisiko tertinggal dari laju inflasi.
Gubernur BoJ Kazuo Ueda menyatakan bahwa pertumbuhan upah sedang mendorong inflasi bergerak menuju target 2%, sementara suku bunga riil tetap berada di level rendah. Jika kondisi ekonomi berkembang sesuai ekspektasi, bank sentral akan melanjutkan proses normalisasi kebijakan melalui kenaikan suku bunga bertahap. Dalam konteks meredanya risiko tarif dari Amerika Serikat serta ketahanan ekonomi domestik yang lebih kuat, penyesuaian kebijakan ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Fokus Pemantauan
(Tidak ada)
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
